Pengaruh media sosial ke dunia nyata.
Soal etika dalam bersosialisasi di media sosial ya, mungkin dahulu gak pernah ada pembahasan serius soal ini karena memang boomingnya media sosial baru terjadi beberapa tahun belakangan, hal itu tentu memunculkan suatu masalah baru, karena bagaimanapun meski media tersebut membebaskan kita untuk melakukan apapun yang kita mau, tetap saja mesti ada etika yang harus dipatuhi, karena pemilik akun media tersebut bukanlah robot, mereka tetap ada di kehidupan nyata kita, bakan percaya atau tidak, sudah banyak kasus-kasus yang berawal dari media sosial yang malah menyeret pelakunya berurusan di dunia nyata, memang se-berbahaya itu internet.
biar gue jabarkan beberapa etika umum kita selama bersosialisasi di media sosial:
Tutup informasi privasi
Tidak semua informasi bisa dibuka ke publik. Informasi tertentu, jika dibuka, sama halnya memberi kesempatan kepada pelaku kriminal berbuat jahat. Informasi tempat tinggal atau nomor handphone jangan dipajang di profil pribadi Facebook. Informasi seperti ini rawan disalahgunakan oleh orang-orang yang berniat jahat.
Postingan bebas bully
Ujaran kebencian akan berdampak hukum. Membully, menghujat, menghina, atau membuka aib orang lain di media sosial adalah haram hukumnya. Apalagi dengan dikeluarkannya edaran Kapolri Badrodin Haiti mengenai hate speech bernomor SE/06/X/2015, tentu menjadi rambu-rambu bagi netizen .
Pelaku media sosial harus berpikir secara matang sebelum menyebarkan informasi. Jangan sampai informasi yang disebar akan berdampak hukum bagi diri sendiri.
Waspadai kejahatan cyber
Disamping memudahkan pekerjaan manusia, teknologi juga dapat disalahgunakan untuk memuluskan aksi kejahatan siber ( cyber crime ). Sebab itu, jangan sampai netizen terjebak pada kejahatan tingkat tinggi ini. Jangan sampai nomor rekening bank anda kebobolan.
Hati-hati terhadap akun yang meminta data pribadi anda. Waspadai orang yang menghubungi Anda dengan mengatasnamakan pihak bank. Jangan mudah percaya pada pihak yang mengaku sedang mengantar anggota keluarga Anda ke rumah sakit usai tertimpa kecelakaan. Ia lalu meminta Anda mentransfer biaya perawatan rumah sakit.
Selektif membaca dan/atau menshare berita
Berita yang berseliweran di media sosial belum tentu valid. Sebab itu, jangan mudah percaya berita. Apalagi berita yang memuat informasi palsu ( hoax ). Ciri-ciri berita hoax diantaranya, bernada bombastis, melebih-lebihkan, dan tidak masuk akal.
Kuncinya, harus mencari kejelasan (tabayyun ) dan klarifikasi terhadap berita yang muncul. Jangan mudah percaya. Skeptislah terhadap berita yang tersebar. Abaikan berita jika tidak masuk akal.
Kenali akun yang akan anda jadikan sebagai teman
Kenali pengikut ( follower) Anda. Waspadai akun anonim. Kalau perlu, jangan menjadikan orang yang tidak Anda kenal sebagai teman. Paling tidak, cek latar belakang atau profil pribadi akun yang akan Anda add sebagai teman.
Gunakan tata bahasa yang baik dan benar
Jika dalam berbahasa lisan, harus menggunakan bahasa yang sopan, santun, baik, dan benar, maka sama halnya dalam menulis status. Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman dalam transfer pesan.
Sebab, di media sosial, ketersinggungan sangat mungkin terjadi. Penyebabnya, di medsos tak ada tatap dan ekspresi wajah. Sebaliknya, berkomunikasi di dunia nyata, ada ekspresi wajah, sehingga sulit untuk menyembunyikan sesuatu.
Hargai kekayaan intelektual
Dalam berinternet, netizen harus menghargai segala bentuk hak kekayaan intelektual. Baik itu tulisan, foto, maupun video. Jika men-share berita, cantumkan sumbernya. Jangan asal copy paste .
Jauhi tindakan asusila
Sebagai netizen yang beradab, hindari melihat, menggandakan, apalagi menyebar informasi yang berhubungan dengan pornoaksi, pornosuara, pornoteks, pornografi, dan pornomedia.
Jangan pula terlibat dalam prostitusi online. Ajaran agama, tentu melarang hal semacam ini. Disamping merusak mental, pornografi mendorong untuk berbuat maksiat.
Gunakan media sosial secara wajar
Ada batasan dalam bermedia sosial. Hindari kebebasan yang kebablasan, Misalnya, media sosial bukanlah tempat pamer kekayaan. Janganlah memposting uang yang dimiliki di media sosial. Disamping memancing tindak kriminal, publik akan menganggap pelaku sebagai sosok yang suka mencari sensasi dan pengakuan.
Lebih lanjut, berdoa adalah dengan jalan mengucapkan permintaan dengan lisan. Berdoa dengan mengucap hanya akan diketahui oleh hamba dan Allah SWT.
Berdoa bukan dengan jalan menuliskan lafaz doa di media sosial. Sedangkan berdoa di media sosial mengindikasikan adanya keinginan agar doa diketahui oleh publik. Disini, peluang riya terbuka lebar. Padahal, doa hanya untuk Allah SWT, bukan untuk manusia. Sebab yang mengabulkan doa adalah Dia, bukan manusia.
Jangan terbujuk ajakan radikalisme dan terorisme
terlepas dari etika baku yang memang dibuat oleh suatu lembaga khusus tersebut, gue malah menemukan beberapa sikap dan perilaku baru yang berhubungan dengan media sosial tersebut dan secara langsung maupun tidak ternyata berpengaruh di kehidupan sosial dunia nyata kita.
gue pernah sesekali di tag dalam sebuah postingan yang dimana kita terlibat di dalamnya, ya memang mood orang juga gak selalu dalam keadaan baik, kadang gue juga ada dalam kondisi malas menanggapi suatu postingan yang gue ada terlibat di dalamnya, lalu disitu gue menemukan bahwa gue harus memilih sikap.
pertama, gue menanggapi postingan tersebut baik ngelike, atau berkomentar
yang kedua gue pura pura gak tau dan diam saja biar itu berlalu.
yang jadi masalahnya adalah gue termasuk orang yang paling gak suka ngelihat tampilan pemberitahuan yang menumpuk di panel notifikasi, gue selalu geregetan kalau ngelihat notifikasi yang belum dibaca tersebut. berkesan jadi gak rapih.
Meskipun gue terkesan berlebihan dalam menanggapi salah satu kejadian yang secara gak kita sadari ternyata timbul karena adanya era medsos tersebut, gue jadi sering gak enak aja kalau gak menanggapi, karena bagaimanapun orang tersebut sebenarnya juga sering ketemu kita didunia nyata.
gue kadang berpikir berangkat dari situ: oh mungkin begini ya orang nanggepin saat kita ngeupluad foto kita bareng mereka, mereka juga kadang mungkin ada pas males nanggepin postingan kita, tepi terpaksa nanggepin karena gak enak sama kita.
makannya berangkat dari anggapan itu kadang gue berfikir bahwa orang yang kita tag itu kemudian dia nanggepin, dan tanggapannya itu ga bener bener ikhlas. jadi gue juga agak males juga kalau ngetag oran, kecuali orang itu minta di tag atau kita kenal baik dengan mereka.
biar gue jabarkan beberapa etika umum kita selama bersosialisasi di media sosial:
Tutup informasi privasi
Tidak semua informasi bisa dibuka ke publik. Informasi tertentu, jika dibuka, sama halnya memberi kesempatan kepada pelaku kriminal berbuat jahat. Informasi tempat tinggal atau nomor handphone jangan dipajang di profil pribadi Facebook. Informasi seperti ini rawan disalahgunakan oleh orang-orang yang berniat jahat.
Postingan bebas bully
Ujaran kebencian akan berdampak hukum. Membully, menghujat, menghina, atau membuka aib orang lain di media sosial adalah haram hukumnya. Apalagi dengan dikeluarkannya edaran Kapolri Badrodin Haiti mengenai hate speech bernomor SE/06/X/2015, tentu menjadi rambu-rambu bagi netizen .
Pelaku media sosial harus berpikir secara matang sebelum menyebarkan informasi. Jangan sampai informasi yang disebar akan berdampak hukum bagi diri sendiri.
Waspadai kejahatan cyber
Disamping memudahkan pekerjaan manusia, teknologi juga dapat disalahgunakan untuk memuluskan aksi kejahatan siber ( cyber crime ). Sebab itu, jangan sampai netizen terjebak pada kejahatan tingkat tinggi ini. Jangan sampai nomor rekening bank anda kebobolan.
Hati-hati terhadap akun yang meminta data pribadi anda. Waspadai orang yang menghubungi Anda dengan mengatasnamakan pihak bank. Jangan mudah percaya pada pihak yang mengaku sedang mengantar anggota keluarga Anda ke rumah sakit usai tertimpa kecelakaan. Ia lalu meminta Anda mentransfer biaya perawatan rumah sakit.
Selektif membaca dan/atau menshare berita
Berita yang berseliweran di media sosial belum tentu valid. Sebab itu, jangan mudah percaya berita. Apalagi berita yang memuat informasi palsu ( hoax ). Ciri-ciri berita hoax diantaranya, bernada bombastis, melebih-lebihkan, dan tidak masuk akal.
Kuncinya, harus mencari kejelasan (tabayyun ) dan klarifikasi terhadap berita yang muncul. Jangan mudah percaya. Skeptislah terhadap berita yang tersebar. Abaikan berita jika tidak masuk akal.
Kenali akun yang akan anda jadikan sebagai teman
Kenali pengikut ( follower) Anda. Waspadai akun anonim. Kalau perlu, jangan menjadikan orang yang tidak Anda kenal sebagai teman. Paling tidak, cek latar belakang atau profil pribadi akun yang akan Anda add sebagai teman.
Gunakan tata bahasa yang baik dan benar
Jika dalam berbahasa lisan, harus menggunakan bahasa yang sopan, santun, baik, dan benar, maka sama halnya dalam menulis status. Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman dalam transfer pesan.
Sebab, di media sosial, ketersinggungan sangat mungkin terjadi. Penyebabnya, di medsos tak ada tatap dan ekspresi wajah. Sebaliknya, berkomunikasi di dunia nyata, ada ekspresi wajah, sehingga sulit untuk menyembunyikan sesuatu.
Hargai kekayaan intelektual
Dalam berinternet, netizen harus menghargai segala bentuk hak kekayaan intelektual. Baik itu tulisan, foto, maupun video. Jika men-share berita, cantumkan sumbernya. Jangan asal copy paste .
Jauhi tindakan asusila
Sebagai netizen yang beradab, hindari melihat, menggandakan, apalagi menyebar informasi yang berhubungan dengan pornoaksi, pornosuara, pornoteks, pornografi, dan pornomedia.
Jangan pula terlibat dalam prostitusi online. Ajaran agama, tentu melarang hal semacam ini. Disamping merusak mental, pornografi mendorong untuk berbuat maksiat.
Gunakan media sosial secara wajar
Ada batasan dalam bermedia sosial. Hindari kebebasan yang kebablasan, Misalnya, media sosial bukanlah tempat pamer kekayaan. Janganlah memposting uang yang dimiliki di media sosial. Disamping memancing tindak kriminal, publik akan menganggap pelaku sebagai sosok yang suka mencari sensasi dan pengakuan.
Lebih lanjut, berdoa adalah dengan jalan mengucapkan permintaan dengan lisan. Berdoa dengan mengucap hanya akan diketahui oleh hamba dan Allah SWT.
Berdoa bukan dengan jalan menuliskan lafaz doa di media sosial. Sedangkan berdoa di media sosial mengindikasikan adanya keinginan agar doa diketahui oleh publik. Disini, peluang riya terbuka lebar. Padahal, doa hanya untuk Allah SWT, bukan untuk manusia. Sebab yang mengabulkan doa adalah Dia, bukan manusia.
Jangan terbujuk ajakan radikalisme dan terorisme
terlepas dari etika baku yang memang dibuat oleh suatu lembaga khusus tersebut, gue malah menemukan beberapa sikap dan perilaku baru yang berhubungan dengan media sosial tersebut dan secara langsung maupun tidak ternyata berpengaruh di kehidupan sosial dunia nyata kita.
gue pernah sesekali di tag dalam sebuah postingan yang dimana kita terlibat di dalamnya, ya memang mood orang juga gak selalu dalam keadaan baik, kadang gue juga ada dalam kondisi malas menanggapi suatu postingan yang gue ada terlibat di dalamnya, lalu disitu gue menemukan bahwa gue harus memilih sikap.
pertama, gue menanggapi postingan tersebut baik ngelike, atau berkomentar
yang kedua gue pura pura gak tau dan diam saja biar itu berlalu.
yang jadi masalahnya adalah gue termasuk orang yang paling gak suka ngelihat tampilan pemberitahuan yang menumpuk di panel notifikasi, gue selalu geregetan kalau ngelihat notifikasi yang belum dibaca tersebut. berkesan jadi gak rapih.
Meskipun gue terkesan berlebihan dalam menanggapi salah satu kejadian yang secara gak kita sadari ternyata timbul karena adanya era medsos tersebut, gue jadi sering gak enak aja kalau gak menanggapi, karena bagaimanapun orang tersebut sebenarnya juga sering ketemu kita didunia nyata.
gue kadang berpikir berangkat dari situ: oh mungkin begini ya orang nanggepin saat kita ngeupluad foto kita bareng mereka, mereka juga kadang mungkin ada pas males nanggepin postingan kita, tepi terpaksa nanggepin karena gak enak sama kita.
makannya berangkat dari anggapan itu kadang gue berfikir bahwa orang yang kita tag itu kemudian dia nanggepin, dan tanggapannya itu ga bener bener ikhlas. jadi gue juga agak males juga kalau ngetag oran, kecuali orang itu minta di tag atau kita kenal baik dengan mereka.
Komentar
Posting Komentar
Semua berawal dari hal kecil, kita sama-sama belajar, Berkomentarlah yang baik dan Sopan. Kritik anda akan membangun Situs ini. dan Ingat No SARA