Keep Calm and Bring Some Colour to Your Life


Beberapa tahun lalu, saat zaman zaman SMA, pas mulai ngetrend-ngetrendnya kata "Galau" yang entah dimanapun dan kapanpun gue buka pesbuk hampir selalu gue lihat ungkapan itu, galau karena diputusin lah atau galau yang tiba-tiba galau tanpa tahu kenapa bisa galau, nah lho!.
Saat itu kelas dua SMA, menjelang akhir semester yang mana itu notabene nya merupakan tingkatan paling berkesan dalam masa kehidupan per-SMA-an. tapi semua kegembiraan itu akan segera berakhir bersamaan dengan akan beranjaknya gue menjadi siswa kelas tiga, tingkatan baru dimana semua pikiran yang ada diotak itu selalu soal UN, Lulus, dan bagaimana cara diterima di Kampus impian.
Sebagian besar kaget saat itu, karena suasana peralihan ke kelas tiga itu sangat terasa berbeda jika dibandingkan saat akan naik ke kelas dua dulu.
dan akhirnya setelah harap-harap cemas melewati ujian, pertanggung-jawaban hasil belajar selama satu tahun-pun diumumkan dan bersamaan dengan itu gue resmi dinyatakan menjadi siswa kelas tiga.
Dan memang apa yang gue bayangkan dulu tentang kehidupan siswa kelas tiga kini jadi kenyataan, yang biasanya gak ada target yang terlalu banyak gue kejar, yang biasanya pakai sistem ujian kebut semalam, yang biasanya tugas asal ada asal dikerjain, yang biasanya curi-curi waktu tidur dikelas pas pelajaran fisika, yang biasanya dengerin musik pake headset, dan yang biasanya-biasanya yang lain yang gak semuanya gue ingat karena saking banyaknya kelakuan-kelakuan zaman SMA yang kalau dipikir-pikir kurang kerjaan tapi kalau dirasa-rasa ternyata lucu juga. semuanya udah tercampur aduk.
Lalu semenjak kelas tiga, hal yang biasanya dilakuin itu ternyata pelan-pelan udah gak mungkin lagi, kebiasaan semua orang berubah, orang-orang biasanya jadi sibuk belajar, pas istirahat jadi biasa ke perpustakaan, ikut les dan segala macamnya. pokoknya semua berubah.
Perubahan itu terjadi karena ada beban baru berupa "Tekanan", tekanan buat lulus UN, lulus penerimaan kampus dan lain sebagainya. akhirnya ditengah semua hiruk-pikuk itu, gue yang biasanya standar-standar aja menanggapi apa yang terjadi lama kelamaan mulai tertekan juga. ya meskipun gue bukan termasuk anak yang pinter dikelas, rata-rata air lah, tapi gue memang selalu dibiasakan rutin belajar mulai menambah porsi belajar gue, yang tadinya sejam jadi tiga jam, yang tadinya males jadi agak sedikit rajin.
dan meskipun gue tahu bahwa keluarga gue gak pernah menekankan ke gue terlalu banyak semisal gue harus diterima dikampus A, di kampus B ataupun C, tapi gue sadar, orangtua gue pasti menginginkan gue diterima di kampus yang bagus, bukannya keinginan setiap orangtua memang begitu?, menginginkan anaknya mendapat yang terbaik. dan tentunya itu mau gak mau harus gue wujudkan sebagai pembuktian gue ke mereka bahwa mereka ga salah dan ga cuma buang-buang duit selama ini buat nyekolahin gue. semua pikiran itu berkecamuk di otak gue, gue harus buat mereka bangga, begitu pikir gue.
Waktu terus berjalan, berangkat jam 6 pagi dan pulang jam lima sore, hampir setiap hari gue lalui seperti itu, lalu malamnya belajar lagi, otomatis gue jadi gak punya waktu buat sekedar main atau kumpul sama temen. lagian juga sebagian besar temen gue terjebak dalam kesibukan yang sama seperti yang gue alami, jadi gak terlalu kerasa.
Dan setelas semua itu gue lalui dengan perjuangan, gue pun lulus UN, untuk sementara gue bisa sedikit menenangkan fikiran setelah lebih dari delapan bulan mati-matian bergelut dengan rumus dan angka, lalu muncul hal baru yang kembali harus gue pikirkan, penerimaan masuk perguruan tinggi akan segera dibuka dan hari-hari menjelang penerimaan itu gue lalui dengan bolak-balik ke ruang BK, mencari informasi tentang kampus yang sesuai dengan passion dan keinginan gue. karena hampir setiap hari gue ada di ruang BK gue jadi kenal banget sama salah satu guru  disana, namanya  Ibu Heni Tresnapermasih, bahkan sekarang setelah gue lama lulus dari sana, kapanpun ada acara reuni, beliau merupakan salah satu orang yang paling pertama gue temui.
Balik lagi ke topik awal ya, karena gue sekarang udah bukan anak SMA lagi otomatis pandangan gue tentang kehidupan masa SMA yang dulu tentu berbeda, gue bandingkan dengan kehidupa perkuliahan yang sekarang sedang gue jalani, gue jadi berfikir, apa yang selalu gue benci pas masa SMA itu terkadang malah pengen gue alami lagi sekarang, gue baru sadar bahwa ternyata masa SMA memang semenyenangkan itu.
"Masa SMA itu indah ya, kenapa pada pengen cepat lulus?, padahal masa setelah sma itu sangat berengsek." Dan gue baru bisa ngomong itu sekarang setelah gue paham bahwa, oh ternyata gini ya kehidupan setelah masa SMA itu.
Dari apa yang gue tulis barusan itu gue cuman mau menekankan terutama buat kalian yang sekarang masih SMA, kalau saran gue nikmatin aja, ekspresiin diri lo, cari hal yang asik tapi tetep tau batas, bawa beberapa warna lagi kehidup lo, bring some color to your life, mumpung masih ada kesempatan, karena gue yakin apa yang gue katakan ini bakal kalian ucapin juga nanti pas lo ada di posisi gue sekarang. Karena kalau lo berfikir mau senang-senang saat masa lo ada di posisi gue nanti, percaya sama gue, lo gak bakal semenikmati hidup kayak hidup lo yang sekarang, lo bakal punya pikiran lain soal masa depan lo, soal tanggung jawab yang lebih besar lagi dan kekhawatiran tentang masa depan lo nanti.
tapi jangan khawatir, itu biasa kok, tandanya lo udah makin dewasa, jadi nikmati hidup lo yang sekarang, jangan lo sia-siain dengan mengeluh, karena semua akan indah pada waktunya.

Komentar

Postingan Populer