Paradise yang berbeda.

Hari ini di jam ini sekitar jam 12.00, gue lagi istirahat brevet, lumayan ada jeda waktu istirahat sekitar satu jam lebih, meskipun seharusnya jatah jeda-nya hanya sedikit, tapi berhubung materi brevet-nya memang tak terlalu banyak dan kelas gue bisa menyelesaikan materinya lebih cepat, maka kita bisa istirahat lebih dulu sebelum nanti selepas rehat apa yang barusan kita pelajari bakal langsung diujikan.
Sebenarnya gue agak kurang suka juga waktu jeda yang terlalu panjang. bukan hanya disini saja, bahkan dalam kegiatan apapun. Padahal waktu 15 menit pun sebenarnya sudah lebih dari cukup. makannya setelah setengah jam berlalu, gue mulai bosan juga diluar. Akhirnya, gue kembali ke kelas, ternyata kelas masih sepi saat gue sampai, lalu gue tarik kursi ke pojokan dan gue berniat dengerin musik, setelah gue pencet tombol shuffle musik beberapa kali, gue menemukan lagu yang udah lama gak gue putar tapi sampai sekarang masih gue suka, judulnya Summer Paradise dari Simple Plan.
begini liriknya gue ambil yang pas ngena-nya aja.

Hatiku hampa
Saat aku melayang
Di atas awan jauh darimu
Dan tak kupercaya aku akan pergi
Dan aku tak tahu apa yang akan kulakukan

Namun suatu hari nanti
Kan kutemukan jalan pulang
Ke tempat di mana namamu
Tertulis di pasir

Gue mulai terbawa suasana lagu. gue tersentuh kata "namun suatu hari nanti, kan kutemukan jalan pulang". Gue membandingkan kata-kata tadi, dan gue baru menyadari bahwa gue kuliah disini sama aja dengan "pergi", pergi membawa kebiasaan gue, hari-hari gue yang lama, meninggalkan hal yang pernah gue alami menuju ke lingkungan baru agar suatu saat gue bisa kembali menemukan jalan pulang dalam keadaan "liburan" itu.
Sebagai mahasiswa perantau yang jauhnya nanggung seperti gue (jauh enggak, tapi deket juga enggak), mulai ngerasa bahwa lagu ini cocok buat keadaan gue, gue mulai baper, liburan memang jadi saat ditunggu apalagi gue kan cuma bisa pulang balik kerumah setiap libur semester, yang artinya gue baru bisa balik enam bulan sekali.
Dari keadaan gue yang baru bisa balik setiap enam bulan sekali itu gue menyadari bahwa setiap gue balik ada hal baru yang gue dapat dari tanah kelahiran gue, selalu ada banyak hal yang berubah, mungkin hal seperti ini memang hanya bisa disadari oleh orang yang meninggalkan kampung halamannya cukup lama, gue jadi sadar dengan cara seperti ini gue bisa jadi lebih peka terhadap perubahan yang terjadi yang dulu gak pernah gue sadari. Belum tentu yang setiap seminggu sekali balik atau sebulan sekali balik bisa ngerasain sama seperti apa yang gue rasain ini, sudah pasti berbeda.
Menyoal kembali liburan yang gue rindukan, sebenarnya yang paling gue tunggu selain liburannya itu sendiri adalah euforia menjelang liburannya itu, apalagi saat minggu terakhir menjelang liburan itu lalu menyempit menuju hari terakhir menjelang liburan, biasanya pas sore sebelum besoknya libur itu, matahari serasa tampak lebih tenang, bersahaja menyorot langsung ke kusen jendela kelas saat gue duduk di pinggir dekat jendela, gue memang lebih sering menempati kursi belakang dekat jendela saat gak terlalu mood belajar, entah kenapa saat sore-sore seperti itu tampak lain, kehidupan kampus rasannya jadi tampak melambat.
memang sang sore selalu memberikan cerita lain, apalagi di kota bogor ini di lingkungan tempati memang sangat mendukung gaya "cool" dan "romantisme" anak muda yang tengah tinggi-tingginya.
hal yang paling gue anggap keren disini adalah jalan santai sore hari sekitar jam 16.00 sepulang kuliah, entah kenapa gue paling suka saat jalan kaki itu, terasa menenangkan.
satu lagi yang gue suka dari keadaan disini adalah saat gerimis. gerimis tipis yang gak bikin basah, tapi bikin cuaca disini makin sejuk. pandangan gue tentang gerimis yang keren ini sebenarnya gue dapat dari sebuah film berjudul twilight. mungkin gue terlalu terpengaruh sama cerita di film itu yang menggambarkan sebuah kota "hujan" bernama Forks di negara bagian Washington, nun jauh di benua Amerika sana. gue sampai sekarang masih selalu menganggap bahwa Bogor dan Forks itu memiliki banyak kesamaan, sama-sama kota hujan, dan sama-sama kota yang indah buat pejalan kaki.
mungkin beberapa hal yang gue suka itu adalah sejenis Paradise pengganti yang hanya gue rasakan sendiri, dan itu cukup sedikit mengobati kerinduan gue tentang paradise lama yang hilang.
Memang agak berat ya meninggalkan rumah, keluarga dan kampung halaman, meskipun beberapa kali hal itu telah gue lewati namun tetap saja pas akan pergi itu rasanya sangat berat. Gue selalu merasa gue adalah orang yang paling terbebani saat akan pergi, tapi ternyata mungkin bukan gue aja yang merasa seperti itu, orang-orang di sekitar gue yang gue tinggalkan juga pasti merasakan hal yang sama.
Hal lain yang menurut gue juga sangat terasa dengan gue pergi itu, saat kembali gue akan melihat kembali bahwa bapak ibu gue sudah bertambah hitungan umurnya yang makin menandakan bahwa mereka makin menua, adik gue yang kemarin kelas enam SD sekarang sudah beranjak masuk semester pertama di smp, dengan cerita yang berbeda, dengan masalah yang berbeda dan dengan sikap yang berbeda ke gue sebagai kakaknya. kelakuan gue yang mungkin dirasa makin dewasa.
Tapi gue masih heran
, baru gue sadari bahwa enam bulan ternyata memang sangat cepat merubah segalannya.
tapi meski bagaimanapun Paradise disini dan Paradise disana memang berbeda.

enam bulan disini dan enam bulan disana memang berbeda.

Komentar

Postingan Populer