Pentingnya punya akun Linkedin, Hiredtoday, dan Jobstreet dibanding media sosial mainstream lainnya dewasa ini.
Hanya sekedar tulisan santai saja.
Pentingnya punya akun Linkedin, Hiredtoday, dan Jobstreet dibanding media sosial mainstream lainnya dewasa ini.
Berbekal apa yang gue alami selama tiga tahun terakhir ini sebagai mahasiswa, pencari kerja dan pekerja. Gue menemukan suatu dinamika baru mengenai pentingnya memiliki akun media sosial. Tapi perlu digarisbawahi disini bahwa media sosial yang dimaksud bukanlah instagram dan facebook. Lalu apa?, biar gue sebut salahsatunya yaitu Linkedin.
Bagi generasi generasi tiga sampai lima tahun ke belakang, peran media sosial ini mungkin belum terlalu penting, ada tapi tidak familiar. tapi nyatanya kini terjadi pergeseran bahwa hampir segala hal yang ada bisa di akses melalui media online, terutama pekerjaan.
Menurut gue pemilik akun linkedin adalah seorang persona medsos tingkat lanjut, karena pemilik akun ini biasanya juga memiliki akun medsos mainstream. Dan lagi kenapa disebut tingkat lanjut sebab tidak semua orang mau mengelola dan memaintenance akun tersebut karena jujur kalau boleh gue bilang medsos tersebut memang membosankan. Makannya masih banyak yang ga ngerti fungsinya apa karena pas liat aja udah ga menarik apalagi jika harus menguliti lebih dalam.
Berdasarkan pengalaman, hampir 90% pekerja di angkatan gue mendapat pekerjaannya (panggilan kerja - red) dari media sosial tersebut. Gue menyebut presentase tersebut untuk menggambarkan sebanyak apa yang mendapat pekerjaan dengan adanya media tersebut, terlepas 10% nya itu mendapat pekerjaan cuma karena hubungan kekerabatan atau semacamnya gue ga tahu dan gue ga pernah menganggap jalur itu buat seorang professional, ayolah bro professional itu dimulai sejak langkah paling pertama masuk ke dunia kerja. Gue sendiri sempat merasakan susahnya nyari tempat kerja (PKL) semasa kuliah dengan hanya mengandalkan tanya tanya tanpa melibatkan media online, lalu lama kelamaan gue makin mudah mencari pekerjaan hanya dengan modal ponsel. Lantas kenapa katanya dibilang masih sulit cari kerja?. Mari kita ulas
Menurut gue banyak faktor seseorang susah mendapat kerja apalagi seorang freshgraduate. Diantaranya kurang link, berfikir tradisional dan tidak memiliki akun medsos yg tadi gue sebut. ini tentu saja diluar bahasan soal kompetensi seseorang karena untuk hal tersebut adalah tanggungjawab masing masing.
Lalu apasih maksudnya berfikir tradisional dan kenapa medsos sangat penting sampe gue bikin sendiri poin khusus?.
Berfikir tradisional maksudnya bahwa cara berfikir dan mindset mencari kerja itu harus datang langsung menanyakan ke satpam atau pos jaga di perusahaan yang dituju apakah ada pekerjaan atau tidak. Ini masih berlaku bagi lulusan kampus yang jauh dari kota besar karena kurangnya informasi mengenai fungsi media online tadi. Kalau mau coba membuktikan, coba tanya temanmu yang asal kampus lulusan daerah apakah mereka tahu hiredtoday, jobdb dan semacamnya dan apakah mereka punya salahsatu akunnya?.
Zaman sekarang, sangat jarang (atau hampir gaada) perusahaan yang langsung mengangkat seorang freshgraduate menjadi pegawai tetap. Pilihannya sekarang cuma melalui kontrak kerja dengan opsi perpanjangan setahun dan kedua melalui probation. Untuk kontrak sendiri sama dengan sistem pinjam pemain di sepakbola dimana kalau permainannya bagus maka akan ada opsi dipermanen kan dan kalau tidak maka akan diberhentikan kontraknya. Dan untuk probation sendiri ada enak tidak enak. Enaknya waktu tunggu lebih singkat dari sistem kontrak dan tidak enaknya jika tidak lolos akan langsung di cut tanpa opsi perpanjang. Nah dengan memanfaatkan media tersebut otomatis kita akan tahu saat sebuah perusahaan mencari calon karyawan karena saat mereka butuh itulah mereka akan mengumumkan lewat media online tadi. Justru ini sangat menghemat waktu dibandingkan kita datang satu satu karena kebutuhan perusahaan kan berbeda, mereka tidak setiap saat menerima lamaran pekerjaan yang dikirimkan sehingga dengan begitu kita sudah membuang waktu sia sia karena kita tidak akan tau kapan seseorang di perusahaan akan habis kontrak dimana sampai saat itu terjadi cuma pihak internal perusahaan yang tahu dan barulah setelah mengumumkan lewat medsos tadi akan terbit iklan lowongan kerja. Nah pada tahap ini seorang pekerja offline tidak akan tahu dan tidak terlibat dalam sistem rekrutmen kerja yang "kekinian" dan tentu ini sangat merugikan.
Tapi pada dasarnya ini bukan kesalahan pencari kerja juga karena yang gue pahami bahwa di kampus kampus juga agak kurang pengenalan mengenai pentingnya penggunaan media sosial tadi sehingga bekal para calon lulusan pun amat kurang. Makannya ada banyak hal yang perlu di "upgrade" agar mereka lebih paham manfaat dan kemudahan yang tersedia saat ini. Bukan cuma soal softskill tapi soal bagaimana keterbukaan kita ke dunia luar dengan mengandalkan media yang ada. Karena zaman berubah begitu cepat, otomatis kalau kita tidak bisa menyesuaikan maka kita yang akan usang tertinggal zaman.
Nikmati apa adanya natural kitasyukuri emang y'alou rugi semuakeiginan kuberarti lunch bapak guaibuayah sudah tiadabuat apart luhidup guawalau pun sekalipun lutuhan,gualagi galau intalansi upload guadiblokir error, gara-gara update statusgua semuangak setuju bahwaaku itusudah pernah pengusaha mudasukses walaupun hanyamerantau,
BalasHapus