Sebaris kalimat di kabut Pagi.



Tujuan hidup seperti jalan kita menuju puncak gunung. Dari jauh seakan kita mudah mencapai puncak dari tempat kita berpijak saat ini. Tapi tunggu dulu, ternyata jalan kesana tidaklah berupa jalan bebas hambatan yang lurus langsung membentang. Tapi adakalanya harus lewati dulu lembah, sungai, jurang. Lelah pasti. Tapi bukan hanya itu saja resikonya. kadang di jalan yang sulit itu kita melihat kilauan arah persimpangan jalan lain. Pilihan antara lelah dan keindahan. Disini kita harus menentukan.  melanjutkan untuk menuju puncak dengan resiko kelelahan amat sangat, tapi dengan bayaran atas keinginan dan tujuan kita yang tercapai. Atau memilih membelokan langkah menuju arah berkilauan sembari melepas penat dengan resiko mengorbankan tujuan awal. Lalu mana yang lebih baik?, puncak atau jalan berkilauan?.

Puncakkah? Belum tentu. Ingat, tuhan memberi apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Lalu untuk apa susah-susah punya keinginan tapi tak berhasil kita raih?. Hey kesempatan itu harus diusahakan, bukan ditunggu.

Lalu lebih baikkah berbelok jalan dari tujuan kita, melihat yang sudah tampak indah dimata?. Belum tentu juga, kadang yang terlihat indah belum tentu baik untuk kita. Seperti kata pepatah: jangan menganggap bahwa semua yang berkilauan itu adalah emas. siapa tahu itu semacam jebakan dan rintangan menuju kesuksesan yang hakiki. Lagipula boleh jadi tujuan yang sejak dari awal kita inginkan memang yang terbaik untuk kita. 

Semua kembali kepada apa yang kita lakukan dan ketentuan tuhan.
Kita yang berusaha dan Tuhan yang menentukan.

Banyak orang mengatakan tak bisa , sesungguhnya dia tidak mau. Jika mau, apapun bisa. – Mario Teguh.
 

Mimpi kita sama besarnya dengan kemampuan kita, kemauanlah yang menentukannya terjadi atau tidak. – Rezky



Komentar

Posting Komentar

Semua berawal dari hal kecil, kita sama-sama belajar, Berkomentarlah yang baik dan Sopan. Kritik anda akan membangun Situs ini. dan Ingat No SARA

Postingan Populer